Aku Adalah Pencipta Pikiranku: Hidupku Tercipta dari Apa yang Aku Percayai

Aku Adalah Pencipta Pikiranku: Hidupku Tercipta dari Apa yang Aku Percayai. Semua Terjadi Atas Ijin Ku Sendiri.

Hari ini, Selasa, 20 Mei 2025

Aku kembali terdiam di sudut kamarku. Merenungi banyak hal setelah beraktivitas penuh dari tadi pagi. Semakin sunyi, pikiranku semakin membuka cakrawala kesadaranku. Ada satu hal yang baru benar-benar aku pahami akhir-akhir ini: ternyata selama ini, aku sendirilah yang menciptakan jalanku. Bukan karena aku terlalu kuat atau terlalu cerdas. Tapi karena apa yang aku yakini, secara perlahan membentuk arah hidupku.

Pernah nggak kamu ngerasa stuck di tempat yang sama? Merasa semua pintu tertutup, semua jalan buntu, dan kamu mulai percaya kalau mungkin memang kamu ditakdirkan nggak kemana-mana?

Aku pernah.

Dan anehnya, semakin aku percaya bahwa aku nggak bisa, semakin semua hal di sekitarku menjadi pembenaran dari pikiran itu. Dunia seolah mengiyakan apa yang aku pikirkan tentang diriku sendiri. Semua ragu yang aku tanam di kepala, tumbuh jadi kegagalan nyata di depan mata.

Sampai akhirnya aku sadar, bahwa pikiranku adalah rumah tempat seluruh keyakinanku tinggal. Dan seperti rumah, apa yang aku simpan di dalamnya akan menentukan bagaimana aku menjalani hari-hariku.

Waktu aku mulai mengubah isi rumah itu—mengganti ketakutan dengan keberanian, mengganti keraguan dengan harapan—hidupku juga ikut berubah. Bukan karena keajaiban yang tiba-tiba turun dari langit. Tapi karena aku, secara perlahan, mulai mengambil langkah yang berbeda. Aku mulai membuka pintu yang sebelumnya aku pikir terkunci. Aku mulai melihat celah yang dulu aku anggap tembok.

Ada kalanya aku masih tergoda untuk kembali ke pola pikir lamaku. Tapi aku tahu, setiap kali aku melakukannya, aku seperti menyalakan mesin pencipta realita yang penuh luka dan kegagalan. Karena ya... itulah kenyataannya: apa yang kita pikirkan, kita percayai, dan kita tanam dalam pikiran, akan mencari jalan untuk jadi nyata di kehidupan.

Hidupku hari ini adalah cermin dari apa yang aku percayai tentang diriku kemarin. Dan hidupku esok adalah hasil dari apa yang aku pikirkan hari ini.

Jadi jika kamu sedang merasa putus asa, bukan karena kamu lemah. Tapi mungkin karena kamu terlalu lama mempercayai sesuatu yang salah tentang dirimu sendiri. Kamu bukan gagal. Kamu hanya sedang menonton film lama yang kamu tulis sendiri, dan lupa kalau kamu bisa menulis ulang naskahnya kapanpun kamu mau.

Mulailah dari satu kalimat baru. Satu keyakinan baru. Katakan pada dirimu sendiri, “Aku layak untuk tumbuh. Aku layak untuk bahagia. Aku layak untuk sukses.” Dan percaya, kamu sedang menciptakan hidup baru dari pikiran yang baru.

Semoga tulisan ini bisa memberikan sedikit insight untuk siapapun kamu yang membaca tulisanku ini. Setidaknya, untuk diriku sendiri yang selalu berkunjung kembali dan membaca ulang setiap tulisan yang aku buat.

Dear Kande,

Kamu sudah melakukan yang terbaik yang kamu bisa. Tapi jangan lupa untuk membaca kembali dan coba review lagi apa yang kamu tulis. Aku mencintaimu dan semua kemurnian di dalam dirimu.

It’s me, Kande.